Selamat datang di blog saya..... moga bisa menambah motifasi bagi kita untuk lebih mencintai Sang Kholik...dan mengaplikasikan dalam tiap tarikan nafas, saya hanyalah manusia biasa, tulisan disini merupakan hasil dari berbagai sumber, apabila bermanfaat silahkan di copy paste tanpa harus di sertai sumbernya. dengan maksud saling berbagi moga dapat bermanfaat dan mendapat Ridhonya.

Jumat, 12 Maret 2010

Perjalanku dan Pondok pesantren Al Muhammad cepu


Tahun 1998 awal aku injakkan kaki di Al Muhammad Cepu. Sebuah lembaga pendidikan Pesantren yang cukup eksis di kota ini. Kesannya pertama terhadap Pondok ini adalah betapa megahnya gedung madrasahnya. Dengan gedung Sekolah menengah Atas di lantai bawah dengan Madrasah Aliyah di lantai atas. Begitu pula dengan asrama santri yang berlantai dua dengan kolam ikan plus kolam mandi yang sejuk. Seakan-akan menggambarkan surga dengan sungai mengalir dibawahnya.

Pesantren yang dirintis dari awal oleh KH.Drs. M. Rifa’i Idris asli putra daerah Cepu dengan Hj. Ni’matul Izzah BA dari Pasuruan. Beliau adalah pioneer perjuangan Islam yang tangguh dan tak mengenal lelah dalam memperjuangkan agama islam dengan wujud nyata berupa lembaga pendidikan Islam ponpes Al Muhammad Cepu.

Meski pada saat itu semua serba prihatin dalam fasilitasnya, bayangkan aja, waktu masjid belum dibangun, setiap jum’at dalam melaksanakan sholat jum’at harus jalan kaki sejauh 2 kilometer yaitu ke masjid Jami Cepu, sebuah perjuangan yang lumayan melelahkan. Waktu sholat lima waktu dan ngaji tafsir jalalain waktu itu di depan asrama Putra yang bawah. Kalau hujan otomatis basah kuyup dan harus dipel dulu. PDAM pun waktu itu belum masuk, bias di bayangkan sebuah bukit Wonorejo yang termasuk dataran tinggi kalau musim kemarau harus ke bawah mandi atau nyuci baju….jalan 2 kilo pulang pergi pastinya sampai di pondok berkeringat lagi.

Pada waktu aku di Pondok termasuk santri yang “ikut dalem”, sebuah istilah santri yang makan dan biaya pondok di gratiskan oleh Pak Kyai dengan ikut membantu kerja, ada yang ikut membangun atau istilahnya bagian bangunan, pada waktu itu Pondok lagi gencar – gencarnya membangun masjid, gedung STAI , kantin dan asrama serta rumah Pak Kyai yang pada waktu itu sangat sederhana sekali, karena focus pada pembangunan Asrama.

Kesederhanaan dan kikhlasan sepasang suami istri ini adalah salah satu penopang dari kemajuan Pon Pes ini. Dengan sifat yang penuh dengan jiwa pendidik dan kerja kerasnya KH. Rifa’i Idris dan Hj.Ni’matul Izzah, BA setelah beberapa tahun telah menampakkan hasil yang sangat memuaskan. Pesantren yang di dalamnya ada lembaga pendidikan berupa MTs dan SMP, MA dan SMA serta STAI Al Muhammad Cepu ini secara otomatis membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan di dasari nilai-nilai islam.

Meski Beliau belum merasakan secara utuh perjuangan yang beliau rintis dari awal karena beliau berdua telah di panggil oleh Allah SWT. Allah lebih menyayangi beliau dan perjuangannya tidak pernah berakhir dengan hadirnya penerus perjuangan penegakan agama islam di kota Cepu khususnya. Ibu nyai Ni’matul izzah di panggil lebih dulu oleh Allah, Beliau di panggil saat melahirkan putera beliau yang ke 4. keluarga besar Al Muhammad berduka cita dengan sepeninggalan Ibu nyai yang tercinta.Sampai beberapa hari para panta’ziah dating dengan untaian doa moga arwah beliau di terima disisiNya dan diampuni segala dosa – dosanya serta di lipat gandakan amalnya. Selamat jalan ibu kami yang tercinta.

Setelah sepeninggal Ibu ni’matul Izzah, KH. Rifa’i Idris menikah dengan ibu nyai Nur Latifah MA, secara kebetulan dan sesuai rencana Allah, Ibu Nur Latifah adalah kawan dari Ibu Ni’matul Izzah. Gairah pesantren pun kembali bersinar dengan hadirnya sosok yang penuh keibuan dan penuh keiklasan dalam mendidik kami. Beliau adalah khafidhoh 30 Juz. Dengan ilmu beliau memberikan warna tersendiri bagi pesantren ini. Pesantren semakin maju dengan banyaknya santri. Santri yang notabene berasal dari luar kota cepu. Ada dari Bojonegoro, Blora, Rembang , Kudus, Pati, Sidoarjo Jawa Timur bahkan ada yang dari Jakarta dan Sumatera serta dari Batam.

Namun beberapa tahun kemudian keluarga besar Al Muhammad kembali berduka dengan kembalinya Al Ustad KH. Rifa’i idris kehadapan Allah SWT.Air mata duka dan kehilangan membanjiri bumi Cepu. Putra terbaik telah lebih dulu menghadap Allah dengan penuh ketenangan. Bapak kami, kyai kami, pembimbing kami, guru kami, orang tua kami telah meninggalkan kami.Otomatis kegiatan belajar kami berhenti sejenak dengan mendoakan dan mengantarkan beliau. Selamat jalan ustad kami….Doa kami selalu mengiringi kepergianmu…….

Pada waktu kami lulusan SMA tahun 2001, keadaan AMC semakin maju, masjid berdiri tegak, asrama bagus dan semua berkeramik, air melimpah, fasilitas memadai. Pesan bagi generasi selanjutnya untuk tetap istiqomah dan “tiada kebahagiaan tanpa penderitaan” tetap semangatlah seperti Al Ustad KH.Rifa’I Idris dan Ibu Nyai Ni’matul Izzah BA.

5 komentar:

  1. Ya...siapun kita, jadi apapun kita dan di manapun kita, kita pernah dibesarkan oleh almamater kita, tidak cukup setahun atau dua tahun, bahkan almamater kita inilah yang telah membentuk kita..jadi kita harus selalu meningatnya dan mengenangnya sepanjang masa.

    BalasHapus
  2. @Mas Arie: Betul mas, he.. he.., kita jumpa lagi disini..

    BalasHapus
  3. Semoga semua alumni STAI Al-Muhammad baik SMP, SMA, MA, menjadi sarjana yang alim, yang di harapkan oleh pendiri PP Al-Muhammad cepu: Almarhum Drs. KH. Rifai idris
    Amin........
    mas Isqak, gimana kabarnya..!!

    BalasHapus